Hai salam
kenal.
Mungkin kau
tak tahu dari mana datangnya aku yang tia-tiba saja menyapamu. Mungkin juga kau
tak tahu keberadaanku pada lingkunganmu. Mungkin juga kau tak tahu ada aku.
Banyak
sekali kemungkinan yang mungkin saja kau pusingkan.
Tenang saja
mas, jangan kau risaukan adanya aku yang baru kau sadari. Kau tak perlu takut
akan adanya aku yang mungkin saja melakukan sesuatu yang membuat kau malu.
Anggap saja aku angin lalu, rasakan aku hanya jika kau butuh.
Jadi jangan
kaget ketika kau dapati banyak sekali surat tak sampai yang baru kau tahu.
Tentu saja topiknya hanya kamu dan masih kamu. Jangan kaget ketika banyak
sekali curhatan lawas yang tak pernah terakses. Dan lagi-lagi topiknya hanya
kamu dan masih kamu. Kau tak perlu menjadikannya list yang harus kau baca.
Sekali lagi, anggap saja surat itu angin lalu, sebuah tulisan penuh kode dari
si buruk rupa.
Beberapa
hari kedepan, mungkin kau akan kesal
karena kau dapati lensa-lensa pembidik mengintaimu. Pahamilah, hanya
lewat cara itu aku dapat memandangmu tanpa kau merasa risih. Jangan kau kesal
dengan caraku yang seperti ini. Jangan pula kau buat palung yang begitu dalam
sehingga untuk mencarimu saja aku harus berjalan lebih jauh lagi. Tetaplah
disana dan biarkan aku merasakan keberadaanmu dengan penuh kerinduan.
Rindu
rambutmu. Rindu jam tanganmu. Rindu senyummu yang teramat manis. Ahh rindu ini.
Aku ingin
sekadar berbicara denganmu, tertawa bersamamu dengan jarak seperlima dari satu
meter meski itu tak mungkin. Karena dengan segala ketidakmungkinan yang entah
siapa yang mencipta.
Tetap
ijinkanlah aku mengagumimu dalam diam, agar tak perlu ada rasa yang hadir dalam
ketidakhalalan. Cukuplah Tuhan dan aku yang tahu adanya rasa, agar bila tak
terbalas tak perlu menimbulkan bekas. Bukan karena aku tak mau mengatakannya
secara langsung, tapi aku takut Tuhan mura dan tak meridhoi adanya kita.
Sudah ya,
surat ini akan menjadi sangat panjang bila segala rasa yang terasa terkata
dalam sepucuk surat ini. Sampai jumpa pada surat-surat berikutnya yang juga
mungkin tak pernah sampai.
0 comments