Si Buruk Rupa [Surat Cinta Secret Admirer]

By Nanda Septania - July 30, 2016


Hai salam kenal.
Mungkin kau tak tahu dari mana datangnya aku yang tia-tiba saja menyapamu. Mungkin juga kau tak tahu keberadaanku pada lingkunganmu. Mungkin juga kau tak tahu ada aku.
Banyak sekali kemungkinan yang mungkin saja kau pusingkan. 

Tenang saja mas, jangan kau risaukan adanya aku yang baru kau sadari. Kau tak perlu takut akan adanya aku yang mungkin saja melakukan sesuatu yang membuat kau malu. Anggap saja aku angin lalu, rasakan aku hanya jika kau butuh.
Jadi jangan kaget ketika kau dapati banyak sekali surat tak sampai yang baru kau tahu. Tentu saja topiknya hanya kamu dan masih kamu. Jangan kaget ketika banyak sekali curhatan lawas yang tak pernah terakses. Dan lagi-lagi topiknya hanya kamu dan masih kamu. Kau tak perlu menjadikannya list yang harus kau baca. Sekali lagi, anggap saja surat itu angin lalu, sebuah tulisan penuh kode dari si buruk rupa.
Beberapa hari kedepan, mungkin kau akan kesal  karena kau dapati lensa-lensa pembidik mengintaimu. Pahamilah, hanya lewat cara itu aku dapat memandangmu tanpa kau merasa risih. Jangan kau kesal dengan caraku yang seperti ini. Jangan pula kau buat palung yang begitu dalam sehingga untuk mencarimu saja aku harus berjalan lebih jauh lagi. Tetaplah disana dan biarkan aku merasakan keberadaanmu dengan penuh kerinduan.
Rindu rambutmu. Rindu jam tanganmu. Rindu senyummu yang teramat manis. Ahh rindu ini.
Aku ingin sekadar berbicara denganmu, tertawa bersamamu dengan jarak seperlima dari satu meter meski itu tak mungkin. Karena dengan segala ketidakmungkinan yang entah siapa yang mencipta.
Tetap ijinkanlah aku mengagumimu dalam diam, agar tak perlu ada rasa yang hadir dalam ketidakhalalan. Cukuplah Tuhan dan aku yang tahu adanya rasa, agar bila tak terbalas tak perlu menimbulkan bekas. Bukan karena aku tak mau mengatakannya secara langsung, tapi aku takut Tuhan mura dan tak meridhoi adanya kita.

Sudah ya, surat ini akan menjadi sangat panjang bila segala rasa yang terasa terkata dalam sepucuk surat ini. Sampai jumpa pada surat-surat berikutnya yang juga mungkin tak pernah sampai.
Dari si buruk rupa yang belum terengkuh oleh kata “aku mencintaimu” dari kamu, mas.



  • Share:

You Might Also Like

0 comments