Manusia

By Nanda Septania - May 05, 2014

"Terimakasih Tuhan, telah sampai dengan selamat Adam as di sini, bumi"

sudah ribuan dekade atau sudah pasti abad berlalu ketika makhluk 'sempurna' itu tercipta. Dan sudah pasti saraf yg terlalu sensitif untuk sekedar kau sentuh itu sudah terhubung. Dan sudah pasti rasa yang dengan tanpa sadar kau Tuhankan atas logika itu sudah mulai menguncup. Menebarkan gelitik wewangian dan letupan.

Sebut saja makhluk itu Manusia. Dalam sebuah dimensi yang hampir millenium manusia belajar. Mulai dari menangis hingga membuat tangis.
Dari tertawa hingga mencipta tawa. Berpikir hingga menjadi pikir. Lewat merasa hingga hampa. Dan sakit sampai membuat sakit.

Aku manusia. Memahami satu-persatu isyarat alam yang rumit. Berjalan dalam iring-iring aturan yg menjerat. Hingga aku sampai pada pembelajaran alam tentang rasa. Aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta pada seseorang yg belum mengenalku. Terlalu dini mungkin untuk seorang yang bahkan belum mampu menceboki kotorannya. Tetapi Tuhan membuat ini mudah, melumpuhkan saraf-saraf yg meletup itu perlahan dan meniadakannya. Setelah berjalan cukup lama, Tuhan menghentikanku sejenak untuk sekedar menyesap air gula yang teramat manis. Aku meminumnya beberapa kali dan aku ingin lagi dan aku ingin lagi tetapi aku membenci setelahnya. Tenggorokanku terasa kering. Aku menangis. Namun alam memberitahuku; kau akan meminum air gula ini (lagi) sampai penghujung sana. And last, aku baru tau, inilah jatuh cinta.


Kini saatnya aku belajar rasa sakit. Akibat manusia pula. Rasanya seperti campuran daun-daun yang telah busuk. Memuakkan dan bau. Rasanya seperti aku tidak mau menyuruh otakku untuk merasakannya. Dan alam pun berkata; inilah duri yang harus kau patahkan untuk segera menyesap wewangian mawar. Dan sekali (lagi) aku menangis.


Aku Manusia. Aku kadang tidak ingin menjadi manusia. Aku kadang hanya ingin menjadi benda mati.


Aku manusia. Aku ingin menjadi MANUSIA. Dan segenap rasa yang dimilikinya. Sakit, rapuh, lemah, jatuh cinta dan bahagia.



Aku manusia. Aku dan kamu. Aku manusia. Aku dan kamu.
Aku manusia. Aku tanpa kamu.

Aku manusia. Aku dan kamu. Sakit, menguatkan, tersenyum, berjuang, jatuh cinta, jatuh cinta dan jatuh cinta.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments