....yang selalu ada.

By Nanda Septania - February 11, 2014

Dua tahun yang lalu, angin melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Dua tahun yang lalu, keadaan dengan indahnya menyenangkan aku. See? Itu dua tahun yang lalu.


Pada waktu itu angin datang membawa sebuah atmosfir kehangatan di sela-sela kata sahabat. Pada waktu yg sama pula angin ikut menerjemahkan bhs hatiku dan kita bersama. Dan keadaan membuat semuanya indah tanpa cela. Aku tanpa ragu selalu mengandalkanmu, tanpa ragu menyandarkan bahuku padamu, bahkan kau lah org pertama yang tau perih dan hangatnya hatiku. Aku selalu berlari padamu dan tanganmu selalu terbuka untukku. Bukan. Bukan tentang cinta, ini tentang hubungan yg jauh lebih rela kehilangan cinta.
Hai kau yang selalu aku butuhkan! Kemana saja engkau selama ini?
Aku selalu menantimu bercerita padaku. Mengajakku hanya sekedar untuk berkomentar. Aku merindu sebuah kata pujian darimu. Baiknya kau tau, aku masih mengingat setiap canda yang aku tertawakan. Hei! Setiap leluconmu tidak pernah
kedaluarsa bagiku.
Hai kau yg selalu aku butuhkan!



Sadarilah, bahwa kapanpun kau kembali, tangan ini akan selalu ada.
Sadarilah, ketika air matamu menetes, tangan ini akan selalu ada.
Sadarilah, ketika kau ingin hanya skedar bercerita, kuping ini selalu ada.

Jangan takut sendiri. Aku ada. Aku selalu ada. Sekalipun kau tak pernah menganggapku ada. Aku tetap masih ada. Sekalipun peduli ini hanya bernilai mata sebelah bagimu. Aku ada. Ingatlah! Aku akan selalu ada. Tidak peduli seberapa jauh angin menerbangkanmu. Aku tetap ada. Aku tak bisa dikalahkan oleh angin. Karena aku adalah yang selalu ada untukmu.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments