Surat Untuk Ibu.

By Nanda Septania - December 25, 2013

Sebenarnya ini untuk diikut sertakan lomba dijawa pos, tapi berhubung tidak menang jadi saya pos disini.


Surat ini untuk malaikat yang paling sederhana dalam hidup, ibu.

                Aku adalah sepucuk surat tanpa perangko yang tidak akan pernah sampai kepada penerima tanpamu. Aku adalah sejumlah titik-titik kecil yang begitu banyak yang tiada akan pernah menjadi garis tanpamu.

                Hai, Malaikatku. Sudahkah hari ini kau siapkan pensil untukku? Aku tidak bisa mencari pensil sendiri untuk menulis dan kau tau? Aku tidak bisa meulis pula. Kau harus ajarkan aku cara menulis, ibu. Ajarkan aku caranya berdandan menjadi cantik sepertimu. Bukan cantik dimata mereka saja, tapi cantik yang sesungguhnya, cantik dari haqiqi yang benar. Ibu, ajari aku memasak, membuat setiap santapan pagi menjadi hangat dan menyenangkan.
Ibuu,
Aku mengerti dan paham, aku sering membuat hatimu panas dan menangis. Bahkan ketika aku sedang bahagia aku lupa akan adanya peranmu disetiap kebahagiaan itu. Yang aku pikirkan hanya diriku yang harus sempurna untuk orang-orang yang melihatku. Dan ketika tiba amarahku yang memuncak karena kau melakukan kesalahan kecil, cacianku hanya kau terima dengan anggukan dan kata maaf, tidak dengan memukulku atau menamparku. Lalu aku akan menangis, dan mulai menyalahkan diri sendiri. Sedetik berlalu dan kau sudah membawakan secangkir teh hangat dan sebuah pelukan untukku. Betapa manisnya hatimu ibu.
Ibuu,
Ketika kau marah padaku, aku harap ibu tetap mau mengajariku caranya menjadi orang. Caranya menulis, berdandan dan memasak. Meskipun saat kau marah aku selalu membalasnya dengan amarah dan tak pernah sekalipun kata maaf keluar dari mulut yang berbau susu ini.
Ibuu,
Surat ini memang tidak akan pernah sampai kepada ibu. Bahkan ketika surat ini sudah terbit, aku yakin ibu tidak akan pernah tau.  Ini bukan menginvestasikan waktu, tapi aku yakin ibu tidak pernah membeli koran.
Ibuu,
Betapa bodohnya aku yang selalu malu menunjukan rasa sayang dan cintaku padamu. Ibu, kau malaikat yang tak pernah padam.


Nanda Riski Septania

  • Share:

You Might Also Like

0 comments