Liburan semesteran anak kuliahan rasanya sayang banget
kan kalo nggak di post di blog ini. Apalagi mulai sepi pengunjung gara-gara si
pemilik jarang banget update.
Oke, liburan semester 4 menuju semester 5 ini gue
habisin dengan jalan-jalan. Mulai dari jombang yang sebatas alun-alun, lalu
berlanjut dengan jelajah kota sendiri alias kediri sampai ke ibu kota provinsi
yaitu surabaya. Kebayang kan asiknya! Simak baik-baik deh cerita gue.
Dari Pare dulu ya.
Sebenarnya gue ke Jombang adalah unsur ketidaksengajaan.
Cerita singkatnya begini. Hari itu tanggal 24 Juni 2016 gue memutuskan buat
cari informasi ke Perpustakaan Daerah Pare. Sebelumnya gue sudah hubungin temen
SMA yaitu Adelia Erlina. Lama di Perpustakaan Daerah Pare sambil mencari-cari
informasi dan sedikit mencuri waktu melihat novel-novel karya lama disana dan
mencuri sinyal WiFi
Adelia sedang mengisi buku tamu |
Kalau ngomongin soal fasilitas, cukup lengkaplah. Perpustakaan
Daerah Pare ini memiliki 2 buah lantai sebagai tempat beroperasinya. Di lantai
pertama dibagi menjadi dua buah wilayah. Di sebelah kanan merupakan taman
bacaan yang lebih sesuai untuk anak-anak. Di sebelah kanan juga terdapat
beberapa rak buku yang sedikit global, terdapat tempat lesehan yang cozy
(karena semuanya bersih). Di sebelah kiri merupakan tempat para petugas penjaga
perpustakaan daerah beroperasi. Kalau pertama kesana kita disarankan untuk
mendaftar di tempat yang terdapat komputer pendaftaran dan disarankan menitipkan
tas ditempat yang ada. Perpus umum ini juga dilengkapi dengan televisi dan
Wi-Fi
Tempat penitipan tas |
Kemudia berlanjut ke lantai dua diisi penuh dengan
rak-rak yang menyediakan buku-buku. Terdapat hampir sepuluh rak buku yang
terisi penuh. Buku yang disediakan cukup menunjang, mulai dari masalah yang
berbau poitik, kesehatan, budaya, sejarah, sosial, psikologi yang bisa
dijadikan referensi untuk para pelajar dan mahasiswa.
Isi buku yang ada di perpus |
Beberapa buku |
Di lantai dua juga terdapat 3 buah kamar mandi. Kalau kamar
mandinya sih aku nggak recomm, soalnya ya kalian tahu sendirilah kamar mandi
kayak gimana. Di lantai dua juga terdapat beberapa buah meja dan bangku sebagai
tempat membaca. Namun sayangnya mejanya terlalu berdebu dan banyak buku yang
berserakan (walau sudah ada petugas, tapi tidak rapi!!!)
Sebenarnya gue memutuskan untuk meminjam beberapa
novel karya sastra lama, tetapi entah mengapa terurung niat ini (ceileh) btw,
disana banyak banget cerpen. Sempatkan gue baca beberapa judul dan informasi
buku, banyak yang berasal dari Kompas.
Gendutan biarin :P |
Dan karena sudah cukup lama berada disana, entah
kenapa gue bosan (soalnya nggak ada musik kali ya). Jadi gue putuskan untuk
jalan ke tempat lain..
Nantikan kelanjutan postingan di liburan semester part
2
Thanks to
Sebenarnya ini review sudah lama di post di website Yukcoba.in, tapi berhubung waktunya baru sekarang bisa post di blog, jadi ya maafin.
Ini merupakan kali pertama aku mereview produk gratis dari Yukcoba.in, so terima kasih Yukcoba.in.
Biskuit Roma ada isinya? Mungkin kedengarannya aneh bagi sebagian orang, termasuk aku. Rasanya biskuit yang satu ini identik dengan biskuit tanpa selai. Tapi kali ini Mayora, mengeluarkan satu lagi produk yang menyegarkan yaitu Roma Cookies Pineapple Filled.
Singkatnya sih, cookies roma dengan isi selai nanas di dalamnya. Penasaran? Sebenarnya Roma Cookies Pineapple Filled memiliki transformasi warna dari merah (identik roma) menjadi biru dongker, namun tetap tidak bisa menghilangkan esensi gambar padi dan mahkota sebagai simbol roma.
Kalau masalah rasa, Mayora berani memberikan paduan rasa unik lewat Roma Cookies Pineapple Filled, pasalnya rasa dari Roma yang satu ini benar-benar menyatu. Selai nanas yang segar dan manis, dipadu dengan cookies lembut memberikan kesan ingin lagi pada setiap gigitnya.
Yah, walaupun cookies ini gampang sekali remuk karena teksturnya yang lembut. Tapi overall, cookies ini patut dicoba buat kalian yang kangen cemilan menyegarkan dari Roma dan kantong mahasiswa.
Selain dimakan langsung, Roma Cookies Pineapple Filled cocok dijadikan teman dikala sendirian ataupun bareng-bareng teman sambil minum teh. Asyik kan? So, tunggu apalagi, Yukcoba.in!
Terima Kasih Kepada
Sebenarnya kebebasan berpendapat di Indonesia sangat ditekankan. Buktinya udah banyak. Mulai dari UUD yang udah ngatur kebebasan berpendapat yaitu pada pasal 28E. Gak percaya?! ini ayatnya:
Setiap Orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
Teman adalah penikmat sebagian dari kisah hidup kita. Tidak adanya teman membuat warna dan pattern dalam hidup menjadi berkurang. Sahabat adalah sebutan sebuah teman yang terasa lekat dengan diri kita. Teman tidak akan makan teman, ini bukan hanya ungkapan tapi suatu hal yang memang benar harus dilakukan.
Teman tidak pandang jenis, tidak pandang umur dan tidak pandang rupa. Teman adalah lukisan diri kita. Jadi ini adalah sebagian pattern -ku: