Tuhan, biarkan aku meminta.

By Nanda Septania - July 31, 2014

Tuhan, biarkan aku meminta.

Di atas sajadah ini,
aku menerangkan rangkian kata untuk aku harapkan padaMu.

Di seling air mata ini,
aku merapal syahadat hidupku yang kadang tak kumengerti.

Di antara tengadah tangan ini,
aku berpengharap padamu. Berpengharap yang menurutku adalah indah.


Berpengjarap pada keyakinan nisbi yang Engkau beri pada jalan pikiranku. Sampai pada akhirnya aku lelah menunggu jawaban yang tak kunjung datang. Aku lelah pada penghujung waktu penantian yang Kau janjikan. Aku lelah pada jawaban yang ku artikan 'TUNGGU'. Kau harusnya tahu, bahwa tak semua hambaMu rela menunggu.
Kau harusnya mengerti, derai air mata ini hampir kering karena Kau izinkan turun setiap fajar.

Tuhan, aku lelah menunggu.
Aku ingin semua tiba pada saat yang ku inginkan. Aku tidak ingin menunggu terlalu lama. Kauizinkan mereka mengecap kebahagiaan begitu cepat padahal menurtkujalan mereka salah.
Sedangkan aku Tuhan?

Tuhan, ini adalah pinta kecil dariku.
Aku tidak meminta kursi yang tinggi, aku tidak mengharap istana yang megah.
Aku hanya ingin mengecap ilmu di gedung impianku itu.

Tuhan derai air mata ini tetap turun pada setiap fajar.
Berharap ketika matahari pagi menyapa, harapan itu tersenyum ikut meyapa. Ini sederhana kan Ya Tuanku?
Bahkan ini terlalu sederhaa.
Sesederhana Kau membuat warna biru pada langit dan laut.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments